universitas gunadarma
DISAIN DAN PERILAKU ORGANISASI
A. PENGERTIAN ORGANISASI
Apakah yang Dimaksud dengan Organisasi
Menurut Boone dan Kurtz, organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Pengertian organisasi ini mencakup tiga elemen pokok, yaitu :
1. Interaksi manusia,
2. Kegiatan mengarah pada tujuan, dan
3. Struktur.
B. ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
1. Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal yaitu antara lain :
1. Wewenang,
2. Tanggung jawab,
3. Pertanggungjawaban,
4. Delegasi, dan
5. Koordinasi.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi ini disebut sistem tanaman rambat. Contoh organisasi informal yaitu dalam satu kelompok kerja. Dalam kelompok kerja terdapat tiga kategori karyawan, yaitu :
a. Anggota-anggota kelompok dalam (inner group),
b. Anggota-anggota kelompok pinggir (fringe group), dan
c. Anggota-anggota kelompok luar (out group).
3. Sentralisasi VS Desentralisasi
a. Organisasi yang Disentralisir
Organisasi manajemen yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang di suatu pusat, biasanya eksekutif puncak.
Kebaikan organisasi disentralisir, yaitu :
1. Bahwa pengendalian yang lebih efektif dapat dilakukan.
2. Cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan.
3. Memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang seragam.
Keburukan organisasi disentralisir, yaitu :
1. Jika perusahaan berkembang dengan pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak menjadi terlalu banyak.
2. Organisasi yang disentralisir hanya memberi pengalaman sedikit kepada para manajer muda dalam pengambilan keputusan.
b. Organisasi yang Didesentralisir
Manajemen didesentralisir merpakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada jenjang tertinggi.
C. STRUKTUR ORGANISASI DAN PENYUSUNANNYA
1. Pembentukan Struktur Organisasi
a. Hierarki tujuan,
b. Departementalisasi,
c. Wewenang dan tanggung jawab,
d. Berapa banyak bawahan yang harus ada di bawah seorang manajer,
e. Menjamin komunikasi yang efektif, dan
f. Menghindari pertumbuhan organisasi yang tidak perlu.
2. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi sebenarnya bermacam-macam, tetapi pada pokoknya ada empat, yaitu :
1. Organisasi garis (line organization),
2. Organisasi garis dan staf (line dan staf organization),
3. Organisasi fungsional (functional organization), dan
4. Komite (committee).
3. Organisasi Garis
Kebaikan Organisasi Garis
1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
2. Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan, sebab tidak perlu membicarakannya dengan orang lain.
3. Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan.
4. Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan oleh seorang raja.
Keburukan Organisasi Garis
1. Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.
2. Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien.
3. Kurang kerjasama di antara maing-masing Bagian.
4. Organisasi Garis dan Staf
Kebaikan Organisasi Garis dan Staf
1. Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas khusus di luar Bagiannya.
2. Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.
3. Staf dapat mendidik para petugas.
4. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran kekuasaan dengan jelas.
Keburukan Organisasi Garis dan Staf
1. Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tetapi perintah, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada Bagian yang bersangkutan.
2. Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya kepada staf daripada atasannya.
3. Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak memperoleh hasil.
5. Organisasi Fungsional
Kebaikan Organiasi Fungsional
1. Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga dapat keserasian antara tugas dan keahliannya.
2. Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi.
Keburukan Organisasi Fungsional
1. Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
2. Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.
3. Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
4. Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan di antara para manajer.
6. Organisasi Komite
Kebaikan Komite
1. Merupakan sebuah forum untuk saling bertukar pendapat di antara beberapa anggota.
2. Keputusan ditentukan bersama-sama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
3. Menciptakan koordinasi yang lebih baik.
4. Meningkatkan pengawasan karena macam-macam komite tersebut dapat berhubungan langsung dengan para pelaksana.
Keburukan Komite
1. Kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya.
2. Keharusan untuk berkompromi.
3. Sering menimbulkan kesimpang-siuran dalam organisasi.
4. Tidak mempunyai kekuasaan untuk mendukung saran-saran yang diberikan.
7. Organisasi Matrik
Kebaikan Organisasi Matrik
1. Luwes.
2. Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan teknis yang unik.
3. Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
Keburukan Organisasi Matrik
1. Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan tersebut dapat melanggar prinsip kesatuan printah tradisional (satu atasan untuk masing-masing individu).
2. Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian yang berbeda.
3. Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer bagian lain.
D. PERILAKU KEORGANISASIAN
Prediktor-prediktor penting dalam organisasi kerja yaitu, antara lain :
1. Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok. Keanggotaan dalam berbagai kelompok akan bergantung pada banyak hal, yaitu :
1. Keakraban satu sama lain,
2. Kepentingan bersama,
3. Pekerjaan serupa, dan
4. Persahabatan.
2. Motivasi
Teori motivasi dari Maslow menekankan dua ide dasar yaitu :
1. Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
2. Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.
3. Pekerjaan dan Sikap Jabatan
Menurut penelitian di Amerika, 80% sampai 90% secara konsisten melaporkan bahwa mereka merasakan kepuasan dalam pekerjaannya. Penemuan ini jelas menutup kenyataan bahwa kepuasan jabatan berbeda-beda dari satu jabatan ke jabatan yang lain. Misalnya : dosen, pengacara, wartawan cenderung mempunyai skor di atas 80% jika ditanya apakah mereka akan memilih jabatan yang sama lagi, sedangkan karyawan pabrik mobil dan pabrik baja mempunyai skor di bawah 40%.
4. Kepemimpinan
Dalam perusahaan, kepemimpinan berkaitan dengan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan. Ini menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa tidak ada “satu cara terbaik” untuk mmimpin karyawan. Semua ini bergantung pada pemimpinnya, karyawan dan situasi yang ada.