Minggu, 24 Oktober 2010

Disain dan perilaku organisasi


universitas gunadarma 
DISAIN DAN PERILAKU ORGANISASI
A.     PENGERTIAN ORGANISASI
Apakah yang Dimaksud dengan Organisasi
Menurut Boone dan Kurtz, organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Pengertian organisasi ini mencakup tiga elemen pokok, yaitu :
1. Interaksi manusia,
2. Kegiatan mengarah pada tujuan, dan
3. Struktur.
B.     ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
1.      Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal yaitu antara lain :
1. Wewenang,
2. Tanggung jawab,
3. Pertanggungjawaban,
4. Delegasi, dan
5. Koordinasi.
2.      Organisasi Informal
Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi ini disebut sistem tanaman rambat. Contoh organisasi informal yaitu dalam satu kelompok kerja. Dalam kelompok kerja terdapat tiga kategori karyawan, yaitu :
a. Anggota-anggota kelompok dalam (inner group),
b. Anggota-anggota kelompok pinggir (fringe group), dan
c. Anggota-anggota kelompok luar (out group).
3.      Sentralisasi VS Desentralisasi
a.       Organisasi yang Disentralisir
Organisasi manajemen yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang di suatu pusat, biasanya eksekutif puncak.
Kebaikan organisasi disentralisir, yaitu :
1. Bahwa pengendalian yang lebih efektif dapat dilakukan.
2. Cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan.
3. Memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang seragam.
Keburukan organisasi disentralisir, yaitu :
1. Jika perusahaan berkembang dengan pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak menjadi terlalu banyak.
2. Organisasi yang disentralisir hanya memberi pengalaman sedikit kepada para manajer muda dalam pengambilan keputusan.
b.      Organisasi yang Didesentralisir
Manajemen didesentralisir merpakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada jenjang tertinggi.
C.     STRUKTUR ORGANISASI DAN PENYUSUNANNYA
1.      Pembentukan Struktur Organisasi
a.       Hierarki tujuan,
b.      Departementalisasi,
c.       Wewenang dan tanggung jawab,
d.      Berapa banyak bawahan yang harus ada di bawah seorang manajer,
e.       Menjamin komunikasi yang efektif, dan
f.        Menghindari pertumbuhan organisasi yang tidak perlu.
2.      Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi sebenarnya bermacam-macam, tetapi pada pokoknya ada empat, yaitu :
1. Organisasi garis (line organization),
2. Organisasi garis dan staf (line dan staf organization),
3. Organisasi fungsional (functional organization), dan
4. Komite (committee).
3.      Organisasi Garis
Kebaikan Organisasi Garis
1.  Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
2. Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan, sebab tidak perlu membicarakannya dengan orang lain.
3.  Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan.
4.  Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan oleh seorang raja.
Keburukan Organisasi Garis
1.   Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.
2. Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien.
3.  Kurang kerjasama di antara maing-masing Bagian.
4.      Organisasi Garis dan Staf
Kebaikan Organisasi Garis dan Staf
1.   Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas khusus di luar Bagiannya.
2.   Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.
3.   Staf dapat mendidik para petugas.
4.   Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran kekuasaan dengan jelas.
Keburukan Organisasi Garis dan Staf
1.   Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tetapi perintah, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada Bagian yang bersangkutan.
2.   Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya kepada staf daripada atasannya.
3.   Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak memperoleh hasil.
5.      Organisasi Fungsional
Kebaikan Organiasi Fungsional
1.   Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga dapat keserasian antara tugas dan keahliannya.
2.   Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi.
Keburukan Organisasi Fungsional
1.   Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
2.  Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.
3.   Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
4.   Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan di antara para manajer.
6.      Organisasi Komite
Kebaikan Komite
1. Merupakan sebuah forum untuk saling bertukar pendapat di antara beberapa anggota.
2.  Keputusan ditentukan bersama-sama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
3.  Menciptakan koordinasi yang lebih baik.
4.  Meningkatkan pengawasan karena macam-macam komite tersebut dapat berhubungan langsung dengan para pelaksana.
Keburukan Komite
1.   Kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya.
2.   Keharusan untuk berkompromi.
3.   Sering menimbulkan kesimpang-siuran dalam organisasi.
4.   Tidak mempunyai kekuasaan untuk mendukung saran-saran yang diberikan.
7.      Organisasi Matrik
Kebaikan Organisasi Matrik
1.   Luwes.
2.   Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan teknis yang unik.
3.   Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
Keburukan Organisasi Matrik
1.   Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan tersebut dapat melanggar prinsip kesatuan printah tradisional (satu atasan untuk masing-masing individu).
2.   Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian yang berbeda.
3.   Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer bagian lain.
D.    PERILAKU KEORGANISASIAN
Prediktor-prediktor penting dalam organisasi kerja yaitu, antara lain :
1. Kelompok Kerja
        Kelompok kerja merupakan sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok. Keanggotaan dalam berbagai kelompok akan bergantung pada banyak hal, yaitu :
1.     Keakraban satu sama lain,
2.     Kepentingan bersama,
3.     Pekerjaan serupa, dan
4.     Persahabatan.
2. Motivasi
Teori motivasi dari Maslow menekankan dua ide dasar yaitu :
1.     Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
2.     Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.
3. Pekerjaan dan Sikap Jabatan
Menurut penelitian di Amerika, 80% sampai 90% secara konsisten melaporkan bahwa mereka merasakan kepuasan dalam pekerjaannya. Penemuan ini jelas menutup kenyataan bahwa kepuasan jabatan berbeda-beda dari satu jabatan ke jabatan yang lain. Misalnya : dosen, pengacara, wartawan cenderung mempunyai skor di atas 80% jika ditanya apakah mereka akan memilih jabatan yang sama lagi, sedangkan karyawan pabrik mobil dan pabrik baja mempunyai skor di bawah 40%.
4. Kepemimpinan
Dalam perusahaan, kepemimpinan berkaitan dengan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan. Ini menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa tidak ada “satu cara terbaik” untuk mmimpin karyawan. Semua ini bergantung pada pemimpinnya, karyawan dan situasi yang ada.

Minggu, 17 Oktober 2010

manajemen umum

universitas gunadarma
MANAJEMEN UMUM
A.     PENGERTIAN MANAJEMEN
1.      Arti dan Fungsi Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu :
1. Perencanaan
2. Pengorrganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
Secara garis besar, perencanaan menggambarkan tentang :
a. Apa,
b. Bagaimana,
c. Mengapa, dan
d. Kapan akan dilakukan.
2.      Jenjang Manajemen
Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen. Ketiga jenjang tersebut adalah :
1. Manajemen puncak atau manajemen eksekutif
2. Manajemen madya atau manajemen administratif
3. Manajemen operasional atau manajemen supervisori
Masing-masing jenjang dari piramida manajemen memberikan porsi yang berbeda-beda pada keputusan-keputusan pokok
a.       Manajemen Puncak
Jenjang tertinggi adalah manajemen puncak, disebut manajer senior atau eksekutif kunci. Mempunyai berbagai macam pengalaman bertahun-tahun. Contoh : dewan direktur, direktur utama atau CEO dan pemimpin lain. Manajemen bertugas untuk menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting.


b.      Manajemen Madya
Manajemen madya disebut manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan atau manajer visi. Para manajer mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi yang melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.
c.       Manajemen Operasional
Manajemen operasional merupakan jenjang terendah dalam piramida. Tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manajer madya. Manajer operasional disebut “supervisor garis pertama”karena mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan.
B.     LATAR BELAKANG SEJARAH MANAJEMEN
Gerakan Manajemen Ilmiah
Prinsip manajemen ilmiah untuk melakukan pekerjaan dengan efisien adalah sebagai berikut :
Prinsip 1 : Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan satu cara terbaik untuk menyelesaikannya.
Prinsip 2 : Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah
Prinsip 3 : Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerjanya.
Prinsip 4 : Menempatkan manajer dalam perencanaan, persiapan dan pemeriksaaan pekerjaan.
C.     SEKOLAH-SEKOLAH TENTANG PEMIKIRAN MANAJEMEN
1.      Sekolah Klasik (Classical School)
Sekolah klasik berawal dengan adanya formasi perusahaan besar. Teori klasik mendefinisikan manajmen menurut tugas yang dilakukan oleh para manjer. Sekolah klasik telah memberikan saran tentang fungsi manajemen primer, yaitu perencanaan, pengorgansasian, pengarahan dan pengalihan. Masing-masing fungsi dapat dibagi ke dalam sub fungsi.
2.      Sekolah Perilku (Behavioral School)
Sekolah perilaku disebut leadership, human relations atau behavioral sciences school of management. Sekolah perilaku menarik beberapa disiplin seprti psikologi dan sosiologi sebagai bagian dari latar belakang pendidikan manajer.
3.      Sekolah Ilmu Manajemen (Management Science School)
Sekolah ilmu manajemen melibatkan pelajaran matematika dan statistik. Model matematis digunakan untuk menyelesaikan masalah operasional perencanaan dan pengendalian. Model fisik dipakai dalam sebuah terowongan angin. Ilmu manajemen merupakan suatu pendekatan kuantitatif yang memberikan alat untuk menyelesaikan masalah bisnis.
4.      Analisis Sistem
Sistem adalah suatu unit yang dibentuk dari dua atau lebih bagian-bagian independen yng berinteraksi untuk membentuk sebuah organisme fungsi. Analisis sistem merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah bisnis dengan mengidentifikasi bagian utama dari suatu masalah dan hubungan mereka.
5.      Manajemen Hasil
Sejak pertama kali di kemukakan oleh Peter Drucker di awal tahun 1950 an, manajemen hasil atau manajemen berdasarkan sasaran(management by objectives/MBO)telah semakin populer. MBO adalah suatu program untuk meningkatkan motivasi dan pengendalian karyawan. MBO merupakan suatu falsafah manajemen yang menunjukkan nilai tujuan pelaksanaan.
Mereka yang telah menggunakan program MBO percaya bahwa program MBO mempunyai manfaat yang pasti. Adapun keburukan program MBO, yaitu:
1.  Untuk bebebrapa tugas, MBO sulit menentukan tujuan yang tepat.
2.  MBO hanya akan sukses jika semua pihak mau berpartisipasi.
  3. MBO seharusnya tidak dipandang sebagai suatu penyelesaian untuk semua masalah manajemen.
4.  Tujuan-tujuan itu seharusnya layak dan mudah diukur
D.    PERENCANAAN
Perencanaan merupakan fungsi terpentin diantara semua fungsi manajemen yang ada.
1.      Bentuk-bentuk Perencanaan
a.       Tujuan (Objektive)
Tujuan merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan, dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.      Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
c.       Strategi
Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat.
d.      Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian tidakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang.
e.       Aturan (Rule)
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
f.        Program
Program merupakan campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suau anggaran(budget) ; semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.
2.      Kegunaan Perencanaan
a.       Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
b.      Mengarahkan perhatian pada tujuan
c.       Memperingan biaya
d.      Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan
3.      Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan
a.       Menetapkan tujuan
b.      Menyusun anggapan-anggapan (Premising)
c.       Menentukan berbagai alternatif tindakan
d.      Mengadakan pernilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih
e.       Mengambil keputusan
f.        Menyusun rencana pendukung
4.      Perencanaan Merupakan Proses Pendekatan yang Rasional
Perencanaan merupakan suatu proses pendekatan yang rasional untuk waktu yang akan datang. Kemajuan yang diinginkan, seperti : penjualan yang lebih besar, laba yang lebih besar, ongkos yang lebih kecil, pelayanan yang lebih baik.
5.      Jangka Waktu Perencanaan
Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Perencanaan jangka panjang
2. Perencanaan jangka menengah
3. Perencanaan jangka pendek
6.      Faktor-faktor yang Membatasi Perencanaan
Adapun kelemahan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempunyai sifat membatasi perencanaan, yaitu :
a.       Sulitnya mencari anggapan secara teliti
b.      Perubahan yang sangat cepat
c.       Kekakuan integral dibagi menjadi tigga bagian, yaitu :
1. Kekakuan psikologis
2. Kekakuan karena adanya prosedur dan kebijakan
3. Kekakuan sumber daya dan dana
d.      Kekakuan eksternal
e.       Waktu dan biaya
7.      Pengambilan Keputusan
a.       Syarat Pengambilan Keputusan
Untuk bertindak ataupun mengabil keputusan secara rasional tersebut membutuhkan beberapa syarat antara lain :
1. Harus berusaha untuk dapat mencapai suatu tujuan yang tidak terpenuhi tanpa melalui tindakan yang positif
2. Harus dapat mengetahui dengan jelas tentang tujuan manakah yang dapat dicapai beserta segala kekurangannya
3. Harus mempunyai kemampuan untuk mengandakan analisis dan pernilaian berbagai alternatif sesuai dengan tuntutan untuk mencapai tujuan
4. Harus bersikap optimis dan mempunyai kemauan yang kuat untuk memilih alternatif yang paling baik
b.      Alat Pengambilan Keputusan
Alat pengambil keputusan itu antara lain sebagai berikut :
1. Analisa Risiko
Pertimbangan untuk memasarkan produk baru ke pasar , misalnya tergantung kepada beberapa variabel kritis berikut:
a. biaya pengenalan
b. biaya produksi
c. investasi modal yang dibutuhkan
d. harga
e. market share yang dapat dicapai
2. Pohon Keputusan
Proses seperti penggambaran disebut pohon keputusan. Contohnya : salah satu masalah umum akan terjadi bilamana perusahaan memutuskan untuk memperkenalkan barang baru.
E.     PENGORGANISASIAN
1.      Pengertian
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses menciptakan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan. Hubungan yang timbul di dalam organisasi dapat berbentuk :
a.       Hubungan Informal
Hubungan informal menyangkut hubungan manusiawi. Yang termasuk hubungan manusiawi adalah : hubungan yang timbulnya tidak sengaja
b.      Hubungan Formal
Hubungan formal merupakan bentuk hubngan yang dilakukan dengan sengaja. Dalam hubungan formal terdapat tiga hubungan dasar yaitu:
1. Tanggung Jawab
2. Wewenang
3. Pertanggung-jawaban
2.      Pola Hubungan Antar Komponen Organisasi
Semua tugas-tugas yang dijalankan diorganisir untuk mencapai tujuan. Dalam tujuan tersebut merupakan titik tolak proses pengorganisasian. Tujuan yang hendak dijalankan haruslah didasarkan pada suatu tujuan. Jadi antara tujuan, fungsi, tanggung jawab, wewenang, serta pertanggung-jawaban mempunyai hubungan yang erat dan berkaitan satu dengan lainnya.
3.      Rentangan Kekuasaan
Banyak sedikitnya frekuensi hubungan antara pimpinan dengan bawahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a.       Latihan dari bawahan
b.      Pendelegasian weweenang
c.       Perencanaan
d.      Teknik komunikasi
4.      Dasar-dasar Penggolongan Bagian Di Dalam Organisasi
Pengelompokkan menjadi bagian-bagian didalam sebuah organisasi dapat didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :
a.       Didasarkan pada suatu angka
b.      Didasarkan pada waktu
c.       Didasarkan pada fungsi perusahaan
d.      Didasarkan pada luas daerah operasi
e.       Didasarkan pada jenis barang yang dihasilkan
f.        Didasarkan pada jenis langgaran
5.      Karakteristik Struktur Organisasi
Setiap bentuk struktur organisasi yang baik harus memiliki dua karakteristik dasar, yaitu :
a.       Keseimbangan dalam Organisasi
Keseimbangan dalam organisasi ini sangat penting mengingat adanya beberapa bagian didalamnya. Sebuah organisasi dapat dikatakan imbang apabila masing-masing fungsi dialokasikan modal dan tenaga kerjanya.
b.      Fleksibel
Fleksibilitas merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap semua perubahan yang terjadi.
F.      PENGARAHAN
1.      Prinsip-prinsip Pengarahan
Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan. Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
a.       Prinsip mengarahkan kepada tujuan
b.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
c.       Prinsip kesatuan komando
2.      Cara-cara Pengarahan
Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
a.       Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya dapat dilakukan dengan baik. Informasi yang diberikan dalam orientasi antara lain sebagai berikut :
1.      Tugas itu sendiri
2.      Tugas lain yang ada hubungannya
3.      Ruang lingkup tugas
4.      Tujuan dari tugas
5.      Delegasi wewenang
6.      Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7.      Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
8.      dsb.
b.      Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Adapun perintah yang diberikan kepada bawahan dapat berupa :
1.      Perintah Umum dan Khusus
2.      Perintah lisan dan tertulis
3.      Perintah formal dan informal
c.       Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang, pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan
3.      Komunikasi
Komunikasi merupakan pertukaran fakta-fakta, gagasan, pendapatan dan perasaan oleh dua orang atau lebih. Dari definisi tentang komunikasi diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1.      Didalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan orang, orang dengan lembaga, dan sebaliknya.
2.      Hubungan yang timbul di dalam komunikasi digunakan untuk menyalurkan gagasan, pendapat, atau informasi.
3.      Komunikasi berguna untuk menciptakan hubungan yang serasi dan menciptakan saling pengertian
4.      Untuk mengadakan komunikasi, dapat digunakan kata-kata, surat, kode atau simbol


Prinsip-prinsip komunikasi :
a.       Komunikasi Harus Jelas
b.      Prinsip Integritas
c.       Prinsip Penggunaan Organisasi Informal
4.      Motivasi
Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu  :
a.       Motivasi Postif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu. Contoh : dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan, dan sebagainya.
b.      Motivasi Negatif
Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa. Contoh: menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran seolah-olah mereka akan kehilangan jabatan, dan sebagainya.
G.    PENGKOORDINASIAN
1.      Prinsip-prinsip Koordinasi
Koordinasi antar bagian dan antar individu di dalam organisasi akan dapat tercapai apabila diikuti dengan tiga prinsip berikut :
a.       Prinsip Kontak Langsung
b.      Prinsip Penekanan pada Pentingnya Koordinasi
c.       Hubungan Timbal Balik di antara Faktor-faktor yang Ada
2.      Pelaksanaan Fungsi Koordinasi
Untuk melaksanakan fungsi koordinasi, manager dibagi dua cara, yaitu :
a. Menjamin bahwa kondisi lingkungan dapat membantu untuk memberikan fasilitas untuk terlaksananya koordinasi. Contoh : dengan menciptakan struktur organisasi yang baik, dan sebagainya.
H.    PENGAWASAN
1.      Pengertian
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Adapun yang menyangkut perubahan-perubahan besar, yaitu :
a.       Penyusunan kembali rencana baru
b.      Menetapkan sasaran target baru
c.       Perubahan struktur organisasi
d.      Perbaikan cara-cara penerimaan pegawai
e.       Dan sebagainya
2.      Langkah-langkah Pengawasan
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan adalah :
a.       Menciptakan Standard
b.      Membandingkan Kegiatanyang Dilakukan dengan Standard
c.       Melakukan Tindakan Koreksi
3.      Syarat-syarat Pengawasan yang Baik
Untuk menjalankan pengawasan dengan baik, diperlukan beberapa syarat, yaitu :
a.       Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivasi)
b.      Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera
c.       Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan
d.      Pengawasan harus objektif, teliti dan sesuai dengan standard yang digunakan
e.       Pengawasan harus luwes
f.        Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi
g.       Pengawasan harus ekonomis
h.       Pengawasan harus mudah dimengerti
i.         Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi